Aku seorang wanita… sebuah pernyataan klasik yang sangat dibutuhkan dalam pembuktian eksistensi identitas kita di lingkungan manapun. Di tengah kehidupan yang dinamis saat ini, semua manusia tentunya mengetahui bahwa Tuhan yang maha esa menggolongkan kita ke dalam dua jenis kelamin secara normal yakni pria dan wanita (diluar dari jenis kelamin abu-abu buatan manusia). Pria biasanya diidentikkan dengan penis dan skrotum, disisi lain wanita selalu dikaitkan dengan vagina. Hal tersebut menjadi basic dalam penentuan jenis kelamin dari seorang manusia sejak pertama kali dilahirkan di dunia. Seiring dengan pertambahan umur, terjadi beberapa perkembangan fisik pada kedua jenis kelamin yang menandai bahwa manusia telah memasuki masa akil balig (dewasa) yang secara medis dikenal dengan masa pubertas. Pubertas menjadi titik awal dari kematangan fungsi reproduksi manusia, yang merupakan salah satu ciri makhluk hidup secara alami dalam rangka pelestarian species manusia (Homo Sapiens).
Aku seorang wanita… mengharuskanku mengetahui tentang wanita… so ladies, “this is an important information for us”. Tahukah kita??? Masa pubertas wanita dimulai sejak umur 8-10 tahun, dimulai dengan perkembangan payudara dan pertumbuhan rambut pubis yang terjadi dalam 5 tahap (berdasarkan staging Tanner dan Marshall). Puncak dari pubertas wanita adalah menarke (menstruasi pertama kali) yang terjadi secara normal sejak umur 12 tahun. Menstruasi merupakan perdarahan per-vagina yang terjadi secara siklik dan reguler pada wanita dewasa. Dalam masyarakat umum, tanda inilah yang menjadi batasan jelas perubahan status seorang anak perempuan menjadi gadis remaja. Tak jarang, banyak ibu-ibu yang memberikan nasehat kepada anak gadisnya mengenai perubahan keadaan fisik tersebut pada saat menarke. Hal ini sebagai salah satu edukasi kepada sang anak bahwa telah terjadi kematangan reproduksi dalam tubuhnya sehingga sangat diperlukan kesadaran diri dalam pergaulan keseharian. Tentunya dengan edukasi tersebut diharapkan dapat mencegah kejadian pernikahan dini ataupun kehamilan di luar nikah pada usia dini mengingat kematangan reproduksi tidak bersamaan dengan kematangan mental.
Pada dasarnya menstruasi merupakan suatu fenomena bulanan berupa perdarahan per-vagina yang terjadi oleh karena kerja sama ritmik dari beberapa hormon dalam tubuh wanita dewasa. Perdarahan tersebut merupakan hasil peluruhan dari dinding endometrium uterus (rahim) yang disertai dengan pengeluaran ovum (sel telur). Sama dengan regulasi hormon lainnya, hormon pada menstruasi melibatkan aksis Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium (sistem tiga hormon). Secara spesifik hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus adalah GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), kemudian hormon hipofisis adalah FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone), serta hormon yang dihasilkan oleh ovarium adalah estrogen dan progesteron. Hormon-hormon tersebut bekerja pada ovarium dan uterus (rahim).
Mekanisme kerja dari hormon tersebut diawali dengan sekresi GnRH oleh hipotalamus, yang akan merangsang produksi hormon LH dan FSH hipofisis. Kedua hormon hipofisis ini menstimulasi sekresi estrogen di ovarium. FSH dengan kadar basal telah memiliki peran yang cukup dalam produksi estrogen, sebaliknya LH membutuhkan jumlah yang banyak untuk melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, pada proses menstruasi, LH akan terlihat lebih dominan dibandingkan FSH. Di ovarium, estrogen dihasilkan oleh folikel, yang berkembang karena adanya FSH dan LH. Estrogen itu sendiri juga turut berperan dalam perkembangan folikel tingkat lanjut sampai mencapai kematangan (fase folikularis). Ukuran folikel berbanding lurus dengan jumlah estrogen yang dihasilkan, dimana pada masa folikularis akhir jumlah estrogen yang dihasilkan juga semakin besar. Peningkatan kadar estrogen ini akan menstimulasi hipotalamus untuk mempercepat denyut GnRH agar meningkatkan sekresi LH oleh hipofisis sehingga terjadi lonjakan LH pada saat itu (mekanisme feedback positif). Selanjutnya lonjakan LH ini akan menghentikan sekresi estrogen oleh folikel fungsional (folikel de Graff) yang telah matang. Kemudian membran folikel tersebut akan ruptur dan melepaskan ovum yang terdapat dalam folikel ovarium. Masa pelepasan ovum ini disebut dengan masa ovulasi. Setelah itu, folikel sisa yang terdapat dalam ovarium dengan bantuan FSH dan LH akan membentuk korpus luteum yang mensekresi progesteron dalam jumlah banyak dan estrogen dalam jumlah sedikit (fase luteal). Kadar progesteron semakin lama akan semakin meningkat dan akan mengirimkan sinyal ke hipotalamus untuk menghambat sekresi LH secara gradual (mekanisme feedback negatif). Lalu korpus luteum mengalami degenerasi dan atresia yang akhirnya berubah menjadi jaringan parut (fibrosis) oleh karena semakin berkurangnya pembuluh darah. Korpus luteum yang fibrosis ini disebut dengan korpus albikan (fase luteal akhir). Bersamaan dengan degenerasi korpus luteum, produksi progesteron dan estrogenpun berkurang hingga basal, menyebabkan penghambatan sekresi LH dan FSH berakhir sehingga dimulailah kembali produksi kedua hormon tersebut yang juga menandakan awal mula suatu siklus menstruasi yang baru.
Semua regulasi hormon yang dijelaskan di atas terjadi di ovarium, tempat pembentukan sel telur (ovum). Secara umum pada semua sistem dalam tubuh manusia, regulasi hormon selalu melibatkan mekanisme feedback negatif yang merupakan bagian dari homeostasis tubuh. (Click this... untuk animasi interaktif jalur biokimia penghambatan hormon dalam mekanisme feedback negatif) Inilah yang menjadi keunikan dari sistem reproduksi wanita, dimana terdapat mekanisme feedback positif yang bertujuan untuk mencapai masa ovulasi (biasanya 14 hari setelah menstruasi). Dengan adanya pelepasan ovum (sel telur) pada masa ovulasi menjelaskan bahwa masa subur pada wanita terjadi pada masa ini. Oleh karena itu ladies… Be watch out for this period… (Click this… untuk animasi interaktif mengenai keunikan mekanisme feedback positif pada sistem reproduksi wanita)
Then… Tahukah kamu ladies… asal perdarahan saat menstruasi???
This is the big question… Perdarahan saat menstruasi merupakan efek kerja dari hormon-hormon tersebut di atas terhadap dinding endometrium uterus (rahim). Setiap siklus menstruasi terjadi selama 28 hari secara normal, sehingga biasanya wanita mengalami perdarahan sekali sebulan. Siklus menstruasi terbagi atas 3 fase berdasarkan pada perubahan dinding uterus yang terjadi. Fase pertama adalah fase menstruasi. Patut diketahui bahwa hari pertama perdarahan merupakan awal perhitungan dari sebuah siklus menstruasi (waktunya sama dengan fase luteal akhir ovarium). Pada fase ini, kadar estrogen dan progesteron menurun oleh karena degenerasi korpus luteum, sehingga akan menstimulasi pengeluaran prostaglandin yang memiliki efek kerja terhadap pengecilan pembuluh darah (vasokontriksi) uterus. Hal ini akan mengurangi suplai oksigen uterus dan berdampak pada kematian sel serta pembuluh darah di dalamnya. Kemudian, oleh karena adanya disintegrasi dari pembuluh darah, maka akan membilas semua debris jaringan endometrium serta ovum yang telah dilepas ovarium, keluar dari rongga uterus melewati vagina yang dikenal sebagai darah haid. Selain terjadi secara mekanik oleh pergerakan darah, prostaglandin akan merangsang uterus berkontraksi yang juga membantu pengeluaran darah pada fase menstruasi. Terkadang kontraksi dari uterus ini dapat menimbulkan rasa nyeri (dismenorea) bahkan pada sebagian wanita rasa nyeri ini dianggap sebagai sebuah gejala yang cukup mengganggu. Fase menstruasi terjadi selama 5-7 hari.
Lapisan endometrium yang tersisa dari bilasan darah pada fase menstruasi hanya berukuran sekitar 1 mm. Di sisi lain, FSH dan LH oleh hipofisis kembali disekresi dan membantu perkembangan folikel di ovarium. Dalam 7 hari folikelpun mulai memproduksi estrogen, dimana estrogen ini akan membantu penebalan (proliferasi) sisa lapisan endometrium tersebut (fase proliferasi). Penebalan endometrium dapat mencapai ukuran 3-5 mm. Fase proliferasi ini didominasi oleh estrogen yang akan mencapai puncaknya sampai lonjakan LH terjadi (masa ovulasi ovarium). Oleh karena itu, fase proliferasi uterus (rahim) terjadi mulai dari akhir perdarahan sampai masa ovulasi ovarium. Selanjutnya, kadar estrogen menurun digantikan oleh peningkatan kadar progesteron. Progesteron akan melengkapi perkembangan endometrium yang telah dilakukan oleh estrogen, dengan membentuk jalinan pembuluh darah serta menstimulasi sekresi glikogen oleh sel endometrium. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan uterus (rahim) dalam proses implantasi zigot kalau konsepsi terjadi. Itulah sebabnya fase ini disebut dengan fase sekretorik atau fase progestasional. Pada waktu ovum tidak dibuahi, konsepsi tidak terjadi, korpus luteum akan berdegenerasi dan akhirnya memasuki fase menstruasi kembali yang ditandai dengan perdarahan pada bulan berikutnya. (Click this to see menstruation cycle video... Indonesia Version)
Permanent Doctor Diperlukan (Urgent!)
ReplyDeleteGreetings !
Kami mempunyai sebuah klinik di Pusat Komersil Bandar Sungai Long Kajang & dalam proses untuk membuka sebuah lagi cawangan klinik di Ampang. Kami sedang mencari Potential Doctors yang berminat untuk menyertai kami. Details seperti berikut :
Vacancy - 1 Permanent Doctor (Denai Alam) - offering RM7000/month
Requirement
- preferably doctor wanita yang peramah kerana kami ramai patient wanita & kanak-kanak
- doctor with valid APC
- flexible (boleh adapt dengan perubahan jadual klinik)
- high tolerance level
- High discipline level
Yang berminat boleh menghubungi Ir. Aznial Rahmat di no 012-3129264 atau email CV ke aznial@gmail.com
Terima kasih.