Powered By Blogger

Tuesday, November 29, 2011

ALAMKU DI MASA KECIL

Ekspresi Bahagia Anak-Anak Di Kampungku
Kampung ayahku selalu menjadi tempat teraman bagiku untuk pulang dan menenangkan diri. Melihat kumpulan anak-anak kecil bahagia bermain dan tertawa tanpa beban di pundaknya. Sedikit menghibur apalagi ditambah dengan tingkah lugu dan sifat pemalu mereka ketika saya berusaha menjalin komunikasi dengan mereka. Masih dengan aksen khas daerah "Tolaki" semakin membuatku menyadari bahwa disinilah kampung tempat ayahku dilahirkan, yang juga telah menjadi tempat liburanku di saat saya masih kecil dulu. Sejak lahir, dusun kecil yang bernama "Lemo" ini telah menjadi tempat bersejarah yang menyimpan banyak kenangan dalam kehidupanku.  Mulai dari suasana alamnya, masyarakat serta makanan khasnya. Di sini, banyak keluargaku menetap. Mereka adalah saudara-saudara ayahku, yang kini dilanjutkan oleh saudara-saudara sepupuku yang juga mulai mandiri dan berdomisili di dusun ini. 
Hal yang paling menarik dari dusun ini adalah sungai-sungai kecil yang mengalir di sekitarnya. Sungai-sungai ini telah menjadi tempat favorit kami (saya, kakak, dan saudara sepupuku lainya) sejak kecil, dimana kami melakukan banyak hal di dalamnya, misalnya berenang, mencari udang-udang kecil dan bahkan mencuci pakaian. Kami dapat bermain di sungai sampai berjam-jam, yang terkadang membuat ibuku kesal dan marah. Selain itu, pohon-pohon rimbun di sekitarnya juga menjadi salah satu alat bermain kami. Ada pohon mangga, coklat, jambu monyet, kelapa dan masih banyak lagi. Itulah sebabnya, pada malam hari tidak heran kalau terdengar bunyi jangkrik yang sahut-menyahut yang menambah kentalnya kesan alam di dusun ini.
Dua puluh tahun yang lalu, dusun ini belum terjamah pembangunan. Bayangkan ya, dusun ini belum dialiri listrik, sehingga setiap malam nenekku harus menyalakan lampu tembok yang berbahan bakar minyak tanah, dan menggunakan lampu strongking yang juga berbahan bakar sama namun lebih terang. Saat bangun di pagi hari, saya bersama sepupuku selalu saling ejek mengenai banyaknya arang yang terhirup di hidung kita oleh karena asap lampu tembok. Sangat membahagiakan. Kemudian, nenekku membagikan sarapan kepada kami berupa ubi goreng di mangkok-mangkok kecil (cimboka) beserta teh panas. Sruuup... Nikmatnya. O iya, nenekku membagi sama rata dimana tiap orang mendapatkan 1 cimboka dengan jumlah ubi goreng yang sama. 
Kemudian, di siang harinya, kami bermain sepuasnya di alam. Berenang di sungai, memanjat pohon, bahkan tidak jarang kami pergi ke laut tuk bermain di pasir putihnya. Ups... di kampung ayahku juga terdapat salah satu tempat wisata pantai yang cukup terkenal di kotaku, namanya pantai "Nambo". Saat ini cukup ramai dan banyak pengunjungnya karena telah dikelola oleh pemerintah. Namun, di masa yang lalu, pantainya sepi dan begitu bersih, sehingga seperti bermain di pantai milik sendiri. Kami pulang ketika lapar telah terasa. Setiap hari, di rumah nenek pasti tersedia makan khas daerah kami "sinonggi" yang sebenarnya telah menjadi makanan pengganti nasi. Namun, nenekku tetap menyediakan nasi buat siapa saja yang ingin memakannya. Lauknya adalah makanan laut yang selalu mengundang selera, misalnya: ikan laut, cumi-cumi, udang dan kepiting. MMM... (membayangkannya saja telah membuatku tergoda).
Namun, saat ini semua telah berubah. Alhamdulillah, kemajuan telah menjamah dusun kecil ini. Saat ini, kami tidak lagi harus menempuh jalan laut menggunakan perahu kecil (kating-ting) untuk mencapai dusun ini, karena telah tersedia jalan darat yang cukup mulus. Kemudian, listrik juga telah ada, dan aliran air bersih juga telah tersedia. Akan tetapi, sisi alami yang saya temukan di masa yang lalu kini perlahan-lahan namun pasti akan menghilang. Sungai-sungai yang dulu indah, sebagian telah mengering dan sebagian tidak lagi berwarna jernih. Selain itu, telah banyak pula pohon yang ditebang karena lahannya dijadikan tempat tinggal. Sayang sekali, keadaan alam yang sempat saya cicipi dimasa yang lalu, tidak dapat dirasakan oleh generasi-generasiku di masa yang akan datang. Inilah mungkin salah satu contoh dari perkembangan peradaban manusia. Tentunya semuanya memberikan sisi positif dan juga sisi negatif. Finally, semuanya akan kembali ke manusia itu sendiri, "SAVE OUR EARTH".

0 komentar:

Post a Comment